Rabu, 26 Oktober 2011

makalah penyakit tulang

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada kelompok ini sehingga kelompok ini dapat membuat makala ini tanpa ada halangan.
Ucapan terima kasih kepada Kepala SMA NEGERI 1 MAYONG yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Ucapan terimakasih yang ke-2 kepada ibu Hidayatun yang telah membing kami dalam pembuatan makalah ini.
Dan ucapan terima kasih yang terakhir kepada pihak2 yang telah membantu, dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Makalah ini kami buat untuk memudahhkan pembelajaran siswa, karna dengan mkalah yang isinya singkat padat sehingga siswa mau membaca makalah ini. Sebab siswa jaman sekarang sangat malas untuk membaca buku. Jangankan membaca, membawa bukupun meereka enggan...
Menyadari bahwa buku tebal tidak menarik minat pembaca (baca:siswa), hadirilah makalah biologi kami dalam “kemasan” praktis. Artinya praktis dibawa dan praktis dipelajari. Walaupun halamannya tidak setebal buku teks pelajaran, makalah ini terdapat informasi tentang penyakit pada tulang dan sendi.
Dari minatnya membaca siswa yang sangat rendah, kami membuat makalah yang isinya padat dan mudah dipahami. kami berharap dengan kami buatnya makalah ini supaya minat membaca siswa kembali tinggi.





Jepara, 26 oktober 2011

penulis
DAFTAR ISI

  1. KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1
  2. DAFTAR ISI ……………………………………………………………... 2
  3. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 3
  4. PEMBAHASAN …………………………………………………………. 4
  5. PENUTUP ………………………………………………………………... 7
  6. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...... 8
























  1. Pendahuluan
Pada Hewan dan manusia mempunyai alat gerak aktif dan pasif. Alat gerak aktif adalah otot karena otot berfungsi untuk berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Sedangkan alat gerak pasif adalah tulang. Tulang disebut rangka, untuk menunjang kehidupan manusia, fungsi tulang adalah sebagai berikut :
  1. Penopang dan penunjang tegaknya tubuh
  2. Memberi bentuk tubuh
  3. Melindungi alat2 yang lunak
  4. Tempat melekatnya oto.
Tanpa kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberaa bentuk kelainan / gangguan tulang dan sendi pada orang . Kiposis, Lordosis, Skoliosis, Sublubrikasi, Keseleo, Dislokasi, Artritis, Ankilosis, Mikrosefalus, Osteoporosis, Rakitis
Penyakit-penyakit ini lebih banyak terkena pada orang lang telah lanjut usia, antara umur 45-70. Juga biasanya karna pola hidup yang tidak sehat, pola makan yang sembarangan atau juga dari kelainan bawaan
Maka untuk menjegah terjadinyapenyakit seperti itu kita harus menjaga pola hidup kita, tingkatkan olah raga, pola makan yang baik.


  1. Pembahasan Penyakit pada tulang
Dalam menjalani fungsinya tulang dapat juga terserang gangguan atau penyakit salah satunya adalah radang sendi atau arthritis.
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. Pada Gambar 1, ditunjukkan bahwa RA dapat mengakibatkan nyeri, kemerahan, bengkok dan panas di sekitar sendi. Berdasarkan studi, RA lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio kejadian 3 : 1.
Umumnya penyakit ini menyerang pada sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan kaki. Pada penderita stadium lanjut akan membuat si penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya menurun. Gejala yang lain yaitu berupa demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan kurang darah. Namun kadang kala si penderita tidak merasakan gejalanya. Diperkirakan kasus Rheumatoid Arthritis diderita pada usia di atas 18 tahun dan berkisar 0,1% sampai dengan 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia.

A. Gejala

Penderita RA selalu menunjukkan simtoma ritme sirkadia dari sistem kekebalan neuroindokrin.[1]
RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :
  1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
  2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
  3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
  4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.

B. Penanda RA yang terdahulu

Rheumatoid Factor (RF) merupakan antibodi yang sering digunakan dalam diagnosis RA dan sekitar 75% individu yang mengalami RA juga memiliki nilai RF yang positif. Kelemahan RF antara lain karena nilai RF positif juga terdapat pada kondisi penyakit autoimun lainnya, infeksi kronik, dan bahkan terdapat pada 3-5% populasi sehat (terutama individu usia lanjut).
Oleh karena itu, adanya penanda spesifik dan sensitif yang timbul pada awal penyakit sangat dibutuhkan. Anti-cyclic citrullinated antibody (anti-CCP antibodi) merupakan penanda baru yang berguna dalam diagnosis RA. Walaupun memiliki keterbatasan, RF tetap banyak digunakan sebagai penanda RA dan penggunaan RF bersama-sama anti-CCP antibodi sangat berguna dalam diagnosis RA.

C. ANTI-CCP IgG

Anti-CCP IgG merupakan penanda RA yang baru dan banyak digunakan dalam diagnosis kondisi RA. Beberapa kelebihan Anti-CCP IgG dalam kondisi RA antara lain :
  1. Anti-CCP IgG dapat timbul jauh sebelum gejala klinik RA muncul. Dengan adanya pengertian bahwa pengobatan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi, maka penggunaan Anti-CCP IgG untuk diagnosis RA sedini mungkin sangat bermanfaat untuk pengobatan sedini mungkin.
  2. Anti-CCP IgG sangat spesifik untuk kondisi RA. Antibodi ini terdeteksi pada 80% individu RA dan memiliki spesifisitas 98%. Antibodi ini juga bersifat spesifik karena dapat membedakan kondisi RA dari penyakit artritis lainnya.
  3. Anti-CCP IgG dapat menggambarkan risiko kerusakan sendi lebih lanjut. Individu dengan nilai anti-CCP IgG positif umumnya diperkirakan akan mengalami kerusakan radiologis yang lebih buruk bila dibandingkan individu tanpa anti-CCP IgG.











  1. PENUTUP
Dari penjelasan di atas diharapkan agar pembaca lebih mengerti tentang penyakit radang sendi sehingga para pembaca bias mengantisipasi penyakit radang sendi. Karena tulang merupakan organ yang paling penting bagi tubuh kita maka sebabtu mencegah kelainan tulang lebih baik dari pada mengobati, karena mengobati tak selamanya merubah tulang kita seperti semula.























DAFTAR PUSTAKA

http://makalah-kelainan-tulang.com
http://penyebab-radang-sendi-arthritis
http://cara-mengobati-radang-sendi-arthritis






Tidak ada komentar:

Posting Komentar